The story my friend

Aku belajar bahwa tawa dan air mata bukan sesuatu yang memalukan. Aku tidak gagal ketika aku kalah, tetapi aku gagal ketika berhenti mencoba. Akupun mengerti bahwa keberhasilan hidup ini tidak berakhir ketika aku jatuh karena hidup yang lebih baik baru saja di mulai ketika aku berdiri kembali. *s.u.e.b* Ketekunan itu mahal. Ketekunan itulah yang bisa merubah nilai atau harga diri seseorang,walaupun pada mulanya ia hanyalah berasal dari keluarga "kuningan" bukan keluarga "emas".Karakter diri yang kuat,kedewasaan,daya juang yang tinggi dan kematangan bertindak hanya mungkin diraih oleh orang-orang yang punya ketekunan dan mau berproses untuk bisa menjadi tekun. Tingkat ketekunan adalah ukuran yang bisa dipercaya untuk menilai seseorang.
Dan aku pun sepakat Jodoh itu ditangan Allah SWT ,tapi kita berhak memilih setelah proses vertikal dan horisontal, vertikal adalah doa dan upaya melalui ibadah, horisontal tentu saja pertimbangan akal manusia tentang kurang atau lebihnya sesorang yang akan kita pilih. terpilih atau tidak seseorang tentu harus siap dengan resikonya. Kejujuran yang menyakitkan atau kemunafikan yang menyiksa?dalam hal ini jangan tanya dosa, sebab ia mengiringi keduanya. keputusan apapun yang diambil, dosa itu tetap melekat. kenapa??sebab belum pernah tercatat dalam sejarah, dosa dapat bersisian dengan kejujuran.
Seperti itulah takdir. Berjanji kepada waktu, seiring
engkau berlalu tanpa kau sadari orang-orang di sekitarmu akan
pergi meninggalkanmu. Hanya satu, Allah SWT. DIA tetap disana, menjagamu, dan
tetap hangat dalam kesendirian sepimu. Percayalah, Allah terlah menciptakan seseorang yang khusus Dia ciptakan untukmu. Dia adalah yang terbaik diantara yang baik
Dulu ketika masih kecil,ketika tubuhku dilempar ayah tinggi2 ke udara itulah, aku mulai belajar makna kata "PERCAYA". Aku percaya saat tubuhku meluncur deras kebawah, Ayahku pasti sudah siap menyambutnya. Aku percaya Ayah pasti melindungiku, Aku percaya ayah ingin hal terbaik yang terjadi padaku, aku harus percaya pada ayahku karena waktu sudah menuntun aku untuk belajar tentang sebuah kepercayaan.
Gunung yang besar memang selalu tampak anggun dan megah dari kejauhan. sewaktu kita tiba digunung tersebut, bau busuk dahsyat menyengan dimana-mana. Aku mengenalmu tanpa sengaja,mecoba akrab deganmu, menjalani persahabatan yang indah, saling melengkapi, bersatu dlm ikatan persaudaraan. Kelak suatu saat jika kita sudah punya kehidupan masing-masing, Aku akan ceritakan pada anak-anakku bahwa aku bahagia punya sahabat sepertimu. Sejatinya kau seperti lampu penerangku dikegelapan, bulan penerang malamq, dan air yang membuatku bertahan hidup,,tapi kini kau hanya seperti lilin yang mati jika terkena hembusan angin, seperti bintang jatuh yang sinarnya hilang ditelan bumi, dan susu putih yang tak kusukai..."don't leave me again"....-_-
 
By @Faiqa Andi Jamaluddin