Sabtu, 23 April 2011

rumah ku rumah sewa.. dalam puisi mu

Ku gulung tikar yang robek itu
Ku ikat satu persatu dengan barang lain
Kami harus tinggal kan bahtera ini
Karena rejeki pagi tak menutupi

Sabar walau pun getir pahit terasa
Ini lah perjalanan kehidupan
Sedikit mengeluh pun jangan kau tawarkan
Ku takut yang maha esa enggan beri jawaban

Malam berkabut hitam
Dari tadi siang pemilik itu mewanti wanti
Jika kertas mulia tidak kau punya
Nanti malam gulung tikar saja..

Heeheheeh... Aku tertawa
Bukan karena ku tergusur dari rumah sewa
Kutertawa karena setitik perasaan kita tlah hilang
Manusia hanya menilai sesuatu dengan materi
Membantu perlukan upah
Memberi harapakan pahala..
Sungguh sebenarnya itu tak kan diberiNya..

Hati perawan baru ku sunting itu tersayat
Ia menangis minta diantar
Katanya kesabaran telah menipis
Kebingungan memuncak
Aku ingin gadis lagi
Aku hanya tersenyum mengingat title sarjana menjadi pembungkus nasi!!



Tidak ada komentar:

Posting Komentar